Cari Blog Ini

Selasa, 29 November 2011

KAUTSARAN PUTRI LAMPUNG

PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYAH 1433
Kautsaran Putri di Lampung Tengah

PERSIAPAN KEBERANGKATAN

Sebenarnya rencana hadir pada acara kautsaran putri di Lampung ini sudah direncakan 1 tahun yang lalu, sejak undian kautsaran putri tiba giliran propinsi lampung, tepatnya di kabupaten lampung tengah.

Beberapa teman berniat hadir, sebut saja bapak si’in, bpk suhadak, bpk ba’i, pak guru dollah, saya sendiri dan pak karji. Belakangan ada kabar teman-teman dari ngepung kedamean juga ada rencana hadir dengan naik kapal pelni (konon ongkosannya lebih murah). Rombongan ngepung ini dikoordinasikan oleh sdr. Suhermanto. Hari-hari  terakhir menjelang hari H keberangkatan ada tambahan 1 peserta lagi yaitu sdr. Mochtar dirin dari Manyar. Sungguh menyenangkan memang kalau ternyata banyak juga murid-murid shiddiqiyyah yang ikut dalam tour de Lampung ini.

Persiapan demi persiapan dilakukan, pak karji (biasanya kami memanggil beliau dengan panggilan P. Raden) men-tune up kendaraannya, bahkan cat mobil yang sebenarnya menurut kami masih baguspun harus dicat ulang kabarnya sampai menghabiskan dana Rp 3 juta. Untuk pergi ke Lampung ini kami anggarkan masing-masing orang urunan @ Rp. 500.000,-. Lumayan besar untuk ukuran kami-kami yang nota bene buruh tani dan pedagang swasta kecil-kecilan. Tapi dengan Bismillah Atas Berkat Rohmat Alloh insya Allah semua berjalan sesuai dengan rencana.

Subhanalloh, Maha Suci Allah.... manusia hanya berencana, Allah-lah yang mempunyai kuasa menentukan atas segala sesuatu, Innalloha ‘ala kulli syai’in qodir. Satu per satu teman-teman yang tadinya niat ikut, mulai mengundurkan diri. Dimulai dari Bapak Si’in yang kebetulan istri beliau belum sembuh total dari sakit sehingga mengkhawatirkan kalau harus ditinggal begitu lama (± 5 hari perjalanan). Kemudian Bapak Suhadak, pada saat bersamaan anak beliau harus pergi ke Jakarta, disamping saat ini saat musim penghujan, dimana kediaman beliau rawan banjir, sehingga akhirnya Bapak Suhadak juga memutuskan untuk tidak bisa ikut.

Jumat pagi Jam 7.00 Cak Ba’I sudah datang ke rumah kami, mungkin semalam tidak bisa tidur maklum akan bepergian jauh. Sementara Dirin (mochtar dirin) melalui telpon menyatakan tetap ikut tetapi masih mencari tambahan uang saku. Pak Rul (Nurul) yang tadinya kita harapkan bisa menjadi driver untuk rombongan ini tidak juga kelihatan batang hidungnya, mungkin sudah dapat carteran di Surabaya. Alternatif lain Suhermanto barangkali bisa kita minta jadi driver. Kemarin saya sempatkan datang ke rumahnya, tidak ketemu namun kata mbak Tiwik (ibunya) Mas Her carteran wali limo mengantarkan rombongan Wedoro Anom. Saya mencoba menghubunginya via telpon barangkali aja pada hari Jumat ini sudah pulang, sehingga bisa ikut rombongan kami sehingga ada yang menggantikan sopir.
“ Pak Aji, timbang pusing-pusing nang omah, aku tak melok ae pisan… entenono.” terdengar suara pak lurah melalui ponsel kami. Alhamdulillah…. ada tambahan peserta lagi,  semua bergembira. Tak lama kemudian Pak Raden datang bersama Cak Daroeb. Lengkap sudah rombongan ini siap berangkat. Apa lagi pak guru Dolah juga telah mendapat ijin dari Bu Parti (Kepala Sekolah) sehingga rombongan kami genap 6 orang (P. Raden, Saya, P. Guru Dollah, Cak Ba’i, Cak Daroeb dan Pak Lurah) belum nanti ditambah Dirin jadi 7 orang.

Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat dihindari, kata pepatah. Manusia hanya berencana Tuhanlah yang menentukan. Meminjam istilah pak kyainya pak Mudoyo, qodlo itu kalah dengan qodar. Setelah kurang lebih satu jam kami menunggu, pak lurah tidak juga menampakkan batang hidungnya lebih baik didatangi aja ke rumah beliau sekalian langsung berangkat. Sampai di rumah pak lurah kami tidak ketemu sama beliau.

“Bapak nang omahe Pak Rus.” kata Arief anak P. Lurah
“Wadah iyo P. Aji, sepurane ae aku gak iso melok, urusan uwakeh…. durung ngurusi harto sak konco-koncone engko yok opo trus wong wedok nyegah pisan jare…. yo sepurane ae.”
Yo gak popo Rah…. pangestune ae aku tak berangkat, dungakno ganok alangan opo-opo. Budhal Slamet mulih slamet. Kami berangkat tanpa disertai pak lurah.
“Nomong mbek wong Gerang… angger njeplak ae..” P. Raden menggerutu meninggalkan rumah pak lurah. Dalam waktu yang bersamaan ada sms dari Dirin, ……. pak aku ditinggal ae gak iso melok bojoku ngambek.
Dari Kiri: Daroeb, Sukarji, Ba'i, Saya dan Dollah

“Bismillahi Majreha Wal Mursaha… Inna Robbi Laghofurur Rohim. Bismillahi Tawakkaltu “Alalloh, Laa Haula Wala Quwwata Illa Billahil ‘Aliyyil ‘Adziim”.
Atas Berkat Rohmat Allah, kami berangkat
Atas Berkat Rohmat Allah, Kami berjalan
Atas Berkat Rohmat Allah, Kami sampai di tujuan
dan Atas Berkat Rohmat Allah, kami Kembali.



AYAT - AYAT ALLAH

NAPAK TILAS WALI SONGO GRESIK - DEMAK

iqro’
iqro’ bismi robbikal ladzii kholaq,
kholaqol insaana min alaq,
iqro’ warobbukal akrom,
alladzii allamal bil qolam,
allamal insaana maa lam ya’lam…

Bacalah, Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha Pemurah,
Yang mengajar dengan perantaran Kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya…

                Perjalanan kali ini sungguh istimewa, semua yang ikut tidak ada satupun yang pernah ke sana. Kecuali Pak Daroeb yang sering ke Jakarta karena memang dahulu pernah tinggal di sana. Tetapi untuk ke Lampung pak daroeb juga belum pernah. Paling mentok sampai ke pelabuhan merak.
                Panther yang kami tumpangi meluncur dengan kecepatan sedang-sedang saja melintasi jalanan seputar Bunder masuk ke arah Lamongan, naik di Babat melewati Widang dan sekitar setengah sebelas siang sudah sampai di Tuban. Karena Jumat, kita rencanakan sholat Jumat atau sholat dhuhur di Pati atau Rembang. Walau dalam perjalanan diperbolehkan Jama’ atau qoshor, kami berusaha untuk melaksanakan saja sebagaimana di rumah. Toh sekarang ini di mana-mana banyak Masjid atau musholla
                Di sebelah kiri jalan ada Masjid yang cukup representative untuk mengikuti sholat Jumat. Nama Masjid itu Roudlotus Sholichin berada di Wilayah Karang Lincak Rembang Jawa Tengah. Dalam khutbahnya khotib menerangkan tentang peristiwa hijrah yang dialami Rosululloh SAW. Kebetulah kami berangkat dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriyah 1433. Sebuah peristiwa yang banyak dilupakan orang, khususnya umat Islam. Kalaupun ingat terbatas pada ingat saja, gregetnya masih kurang. Umat Islam lebih peduli atau lebih suka merayakan Tahun Baru Masehi dari pada Tahun Baru Hijriyyah. Padahal diantara peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Rosululloh SAW ini, peristiwa Hijrah-lah yang dijadikan patokan atau rujukan awal dalam menentukan Kalender Islam.
                Hijrah artinya Pindah. Dari Sayyiat menuju Hasanat, dari kedloliman menuju Kebaikan, dari Maksiat menuju Tho’at dari hal-hal yang tidak baik menuju sesuatu yang lebih baik. Allah berfirman  : 
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga kaum itu sendiri melakukan perubahan atas sesuatu pada dirinya." QS Ar-Ra'du
Pak Yai mengatakan, “ … tiyang kecepret telek mboten purun ngalih, selawase nggih kecepret telek ,,.” Mengapa Allah tidak mau merubah sesuatu dari kaum itu ? apa Allah tidak bertanggung jawab ? Atau Allah sudah tidak peduli dengan hambanya…?
Ingatlah..! Sesungguhnya Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, ahsanit taqwim. Penciptaan yang sempurna itu dilengkapi dengan akal pikir yang demikian canggih. Diberikan waktu untuk melakukan reformasi diri. waktu itu adalah umur. umur adalah kesempatan. diberikan tenaga dan kekuatan. juga diturunkan 125 ribu nabi-nabi yang semua itu bisa dijadikan suri tauladan. diturunkan 124 kitab dimana semua kitab-kitab itu bisa dijadikan pedoman dan tuntunan hidup. namun demikian sebagian ada yang memilih jalan syukur dan sebagian yang lain memilih jalan kufur. faman sya’a fal yu’min faman sya’a fal yakfur.
Rombongan berhenti di seputaran Pati, singgah di warung mbak Anik untuk istirahat sejenak dan makan siang di sana. Sajian nasi lodeh dan ikan laut dipadu sambal merah pedas cukup menggugah selera. Lebih-lebih perut memang sudah terasa keroncongan seakan tak mau kompromi. Sejenak melepas kepenatan sambil mengisap rokok jarum super. Pak Dolah mencoba mengaktifkan Hp tapi dari tadi gak bisa-bisa, akhirnya diisi pulsa 10 ribu di konter milik mbak Anik itu juga.
Jalur pantura memang selalu ramai dengan kendaraan-kendaraan besar, dump truk dan armada PT. Semen Gresik paling sering melintas di depan kami. Beberapa anak SMA kejar-kejaran dengan motornya ikut mewarnai hiruk pikuknya lalu lintas sore itu. Panas terik matahari cukup menyengat lebih-lebih terjadi kemacetan yang cukup panjang di seputaran Jekulo sebelum Kudus. Kami mengambil jalur alternatif masuk kampung. Di kanan kiri kami tampak tumpukan kardus dan plastik bekas, persis seperti kami lihat di daerah slempit kedamean. dimana banyak juragan rosokan di sana. Lepas kemacetan Jekulo tanpa terasa kami sampai di Masjid Agung Demak untuk istirahat sejenak dan melaksanakan sholat Ashar.
Mengamati bangunan Masjid Agung Demak, ternyata tidak seperti yang kami bayangkan atau paling tidak dari referensi yang kami baca, Masjid Demak itu cagak sokoatau tiang penyangga utamanya terbuat dari susunan tatal (potongan kayu kecil-kecil). Tapi setelah kami amati dimana tatal-nya. Atau mungkin sudah direnovasi atau dilapisi dengan kayu jati baru atau mungkin begitu sempurnanya susunan tatal tersebut sehingga kami tidak bisa membedakan kayu ukiran dan sususan tatal atau bagaimana, wallahu a'lam. Kata pak daroeb ya itu tatalnya menempel di tiang utama, kalau ingin jelas lihat di museum sebelah utara sana.
Di sebelah kanan masjid agung demak berdiri sebuah museum masjid agung demak. Kami tidak sempat masuk ke dalam. Hanya memperhatikan dari luar, mungkin di sana peninggalan sunan kalijaga disimpan dan di rawat. Paling tidak kami telah sholat di masjid tempat dimana para wali songo berjamaah dan merumuskan dakwah islam di tanah jawa ini.

     


 Gambar *) 
1. Pak Guru Dolah, Cak Ba’I dan Pak Karji duduk santai di serambi masjid agung demak melepas lelah.
2.  Serambi Masjid Demak serasa makin sejuk dengna adanya tenda di sebelah utara masjid
3.  Museum Masjid Agung Demak.
4.  Siap-siap melanjutkan perjalanan Tour de Lampung



PANTURA PANTAI UTARA JAWA

Pengisian Solar











































  ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA   DOA BERSAMA LINTAS AGAMA   JILID I PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA YANG DIJIWAI MANU...