PERLUASAN TANAH JAMIATUL MUDZAKKIRIN
PRANTI MENGANTI GRESIK
Jamiatul Mudzakkirin Dsn. Kemorogan Pranti |
JM Pranti tampak dari depan |
Di Gedung Jamiatul Mudzakkirin itulah para murid-murid Shiddiqiyyah diajarkan kalimah Thoyyibah, kalimah LAA-ILAAHA ILLALLOH. Kalimah Laa ilaaha illalloh adalah kalimatul haq. disebut juga kalimah tauhid, disebut juga kalimah thoyyibah, disebut juga kalimah kunci surga dan lain-lain. Bahkan dalam satu Hadist Rosululloh SAW menyatakan bahwa, utama-utamanya yang keluar dari lesanku dan lesan para nabi-nabi sebelumku : Laa ilaaha illalloh.
JM Pranti yang sekarang memiliki luas 374 m2 untuk ukuran standart Jamiatul Mudzakkirin memang belum memenuhi syarat. Tetapi karena JM Pranti ini dibangun sebelum adanya ketetapan tentang luas dan ukuran, maka JM Pranti tetap diakui sebagai bagian dari Program JM 2000
Perluasan Tanah JM Pranti
Mendapat tawaran seperti itu, Bapak Ajib Zainal Arifin selaku Pengurus JM Pranti berfikiri keras. Di satu sisi ini adalah tawaran menarik dan menggembirakan karena selama ini memang JM Pranti dirasa kurang luas untuk ukuran sebuah bangunan dengan nilai keagungan yang sangat tinggi. Namun mengupayakan uang Rp. 150 juta dalam waktu satu minggu juga bukan persoalan yang mudah.
Dimulailah koordinasi intensif antara pengurus dan warga Shiddiqiyyah khususnya di wilayah Menganti Raya.
Pertemuan pertama diadakan di Rumah Makan Abra. Hadir pada waktu itu Bapak Santri Aji selaku Ketua DPD Organisasi Shiddiqiyyah sekaligus sebagai tuan rumah. Dalam musyawarah intern diambil keputusan bahwa tanah tersebut tetap dibeli dengan mengajukan penawaran-penawaran. Kalaupun tidak bisa ditawar, maka jangka waktunya saja yang diperpanjang setidak-tidaknya jangka waktu pelunasannya satu tahun.
Hasil musyawarah intern ini kemudian disampaikan oleh Bapak Ajib Zainal Arifin kepada pemilik tanah. Ternyata pemilik tanah tetap bersikukuh dengan harga semula.
Upaya berikutnya Bpk. Ajib, Abah Kariadi dan Pak Santriaji mencoba alternatif lain yaitu mencoba menghubungi Pak Budi Nendro Trisno selaku bendahara Organisasi Shiddiqiyyah Daerah. Barangkali ada uang kas (keuangan JM) yang bisa dipinjam. Pada hari Sabtu pagi, berangkatlah ketiga orang tersebut menuju kediaman Pak Budi di Kompleks Perumahan GKA Gresik. Jam 09 pagi sudah sampai di kediaman Bapak Budi Nendro, akan tetapi beliau sudah lebih dulu berangkat ke Malang.
Tidak patah semangat, ketiga orang tersebut melanjutkan perjalanan shilaturrahmi ke kediaman Bapak Catur Winardi Ketua Dhibra Daerah Gresik. Abah Guru, demikian biasa kami memanggil beliau Ir. Kariadi menyampaikan perkembangan terkini terkait rencana pembelian tanah untuk perluasan JM Pranti. Bapak Catur Winardi setuju dan mendukung rencana tersebut. Sebagai bentuk dukungannya Bapak Catur menitipkan shodaqoh Rp. 500.000,-.
Dalam perjalanan pulang, kami menyempatkan diri untuk bershilalturrahmi ke kediaman Abah Sis, Haji Sismoho Hadi Susilo. Beliau adalah salah satu tokoh pejuang Shiddiqiyyah di Kabupaten Gresik. Kontribusinya tidak sedikit terutama ketika beliau begitu aktif terlibat langsung untuk pengadaan tanah JM Panceng.
Sampai di rumah Abah Sis, waktu sudah menunjukkan saat sholat Dhuhur, maka sebelum masuk kami bertiga melaksanakan sholat dhuhur dulu di musholla depan Abah Sis. Selain pejuang shiddiqiyyah ternyata H. Sismono aktif di kampung dalam berbagai kegiatan-kegiatan khususnya yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Beliau tercatat sebagai Takmir Musholla di tempat dimana kami melaksanakan sholat dhuhur.
Shilaturrahmi di kediaman H. Sismono begitu gayeng dan menyenangkan. Tuan rumah sangat gembira menyambut kedatangan kami. Beliau banyak bercerita tentang kisah-kisah perjuangan shiddiqiyyah dari masa ke masa. Sebagaimana biasa Abah Guru menceritakan niat dan tujuan shilaturrahmi ini, lengkap runtut dan kronologis sistimatis. Abah Sis dengan seksama menyimak paparan Abah Guru. H. Sismono dengan senang hati mendukung rencana pembelian tanah untuk perluasan JM Pranti. Bukan hanya itu beliau juga menyatakan kesanggupannya untuk memberikan shodaqoh Rp. 15.000.000,-. Serentak kami mengucapkan syukur dengan membaca : Subhanalloh, Alhamdulillah, Asaghfirulloh.
Dengan demikian secara tercatat sudah terkumpul dana sebesar Rp. 35.500.000,-. Sebagai langkah awal dirasa cukup dan sangat menggembirakan. Dana tersebut antara lain : :
- Dari H. Karadi sebesar Rp. 20.000.000,-
- Bapak Catur Winardi Rp. 500.000,-
- Dari H. Sismono HS Rp. 15.000.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar