jamiyah kautsaran |
Setiap kegiatan kautsaran selalu diawali dengan bacaan yadullohi alal jamaah yang artinya tangan Allah (kekuasaan Allah) ada pada jamaah. dilanjutkan dengan pembacaan syair pohon shiddiqiyyah, syair sumber kemerdekaan, pembacaan doa salamun dan pembacaan doa jaljalut sughro, dilanjutkan dengan doa Nabiyulloh Ibrohim AS.
Sebelum bacaan doa kautsaran dimulai selalu diadakan mauidlotul hasanah atau pitutur luhur oleh khuddamul ulum atau oleh sesepuh atau orang yang ditokohkan di komunitas tersebut disamping sesekali di datangkan juga Bapak-bapak khalifah untuk memberikan pencerahan dan bait-baiat pelajaran thoriqoh shiddiqiyyah.
Dhawuh beliau Sang Mursyid, jika murid-murid Shiddiqiyyah rajin mengamalkan doa kautsaran maka akan memperolah hikmah 3 hal, diantaranya :
- Barokatun (Barokah dari Allah SWT)
- Rohmatun (Rohmat dari Allah SWT)
- Yusrotun (Kemudahan-kemudahan dari Allah SWT)
Barokatulloh
Yang dinamakan barokatulloh adalah barokah dari Allah Swt. Barokah adalah tetapnya nilai kebaikan atas segala sesuatu. Segala sesuatu itu dikatakan barokah apabila nilai kebaikannya tetap dan tidak berubah. Nilai kebaikan yang tetap ini bersumber dari nilai-nilai ketuhanan. Barokah Allah ini bisa dianugerahkan kepada siapa saja dan apa saja yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Ada barokah Allah dianugerahkan kepada sebuah kota, contohnya Kota Makkah. Disebutkan bibakkatin mubaarokah. Ada barokah Allah yang dianugerahkan kepada manusia, contohnya Nabiyulloh Muhammad SAW, assalamualaika ayyuhan nabiyyu warohmatullohi wabarokatuh... Ada barokah Allah yang diberikan kepada negara, seperti Indonesia. Atas berkat rohmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur....... Ada barokah Allah yang diberikan kepada benda, contohnya Ka'bah, dan lain-lain.
Rohmatulloh
Rohmatulloh adalah rohmat Allah atau kasih sayang Allah. Disebutkan di dalam Al-qur'an Rohmaullohi ala kulli syai', rohmat Allah meliputi atas segala sesuatu. Segala sesuatu yang ada didunia ini semuanya diliputi oleh rohmat Allah. Makanya kita dilarang berputus asa dari Rohmat Allah. Walataiasu min rohmatillah, janganlah kamu berputus asa dari rohmat Allah.
Rohmat Allah ada yang bersifa umum, ada yang bersifat khusus, ada yang bersifat khususul khusus. Rohmat Allah yang bersifat umum diberikan kepada siapa saja hamba-Nya baik yang meminta maupun tidak. Baik yang tho'at, patuh maupun yang tidak. Rohmat inilah yang disebut rohmat Allah yang bersifat umum.
Adapun rohmat Allah yang bersifat khusus hanya diberikan kepada hamba-Nya yang mau dan berusaha untuk menggapai rohmat khusus ini. Rohmat khusus bisa didapatkan melalui wasilah rohani rosulullohi SAW dengan membaca sholawat misalnya. Atau bisa juga rohmat khusus ini di dapat dari riyadloh dan mujahadah-mujahadah khusus yang diajarkan oleh Rosululloh melalui guru-guru rohaniah yang silsilah dan sanadnya sampai kepada rosululloh yang di dalam ilmu thoriqoh dikenal dengan istilah Mursyid. Dzikir kautsaran adalah salah satu dzikir yang diajarkan oleh Sang Mursyid dimana salah satu diantara fadhilah keutamaannya adalah mendapat anugerah berupa rohmat khusus.
Sedangkan rohmat khususul khusus hanya diberikan oleh Allah kepada para nabi dan para rosul. Apabila kita ingin mendapatkan rohmat secara khususul khusus ini tentu saja harus dengan wasilah para nabi dan para rosul. Diantara rohmat khususul khusus yang diterima oleh Rosululloh SAW adalah beliau bisa memberi syafa'at kepada ummatnya besok di hari kiamat.
Yusrotun (kemudahan-kemudahan)
Salah satu hikmah dari dzikir kautsaran adalah mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam segala aktifitas hidup dan kehidupan. Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa dalam hidup dan kehidupan manusia senantiasa diuji dengan macam-macam kesulitan hidup. Terkadang kesulitan yang satu belum selesai datang kesulitan yang lain. Begitulah kehidupan ini tak kan pernah lepas dari macam-macam kesulitan dan problematika kehidupan. Alangkah sedihnya jika setiap kesuitan yang datang selalu dan selalu tidak pernah menemukan jalan keluar. Tentu saja kita akan mengalami kesedihan dan keprihatinan yang luar biasa mendalam. Kesulitan hidup yang datang silih berganti bisa mengakibatkan stress berat bahkan tak jarang menimbulkan berbagai macam penyakit baik penyakit dhohir maupun penyakit batin. Alahkah indahnya jika setiap kesulitan yang datang kita selalu mendapat jalan keluar. setiap kesulitan bisa diatasi dengan mudah. Bukan kesulitannya yang harus kita hindari, karena manusia tidak akan pernah bisa lepas dari kesulitan. Tetapi mensyikapi kesulitan-kesulitan itulah yang membutuhkan pemecahan dan jalan keluar. (khusus untuk bab kesulitan ini insyaAllah akan penulis uraikan dalam tulisan khusus pada edisi berikutnya)
Memperhatikan 3 hal pokok prinsip sebagai hikma dzikir kautsaran ini, sungguh disayangkan jika kita tidak sungguh-sungguh untuk bisa menggapainya. Bukankah Allah SWT berfirman di dalam Al-Qura'n,
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali Imran 112).
Dari ayat diatas jelas dikatakan bahwa seseorang akan ditimpakan kehinaan, akan ditimpakan kenistaan, akan ditimpakan kehancuran, akan ditimpakan kebangkrutan dimana saja berada dan kapan saja adanya kecuali orang-orang yang tetap menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Hablum minalloh wa hablum minan naas. Hablum minalloh wa hablum minannaas ini diwujudkan dengan sempurna oleh warga Thoriqoh Shiddiqiyyah dalam satu kegiatan yang dinamakan dengan jamiyah kautsaran.
Bagaimana menurut pendapat Anda ? (***471)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar