Cari Blog Ini

Senin, 26 Oktober 2020

JAGA GUBUG WAHANA SALING SHILATURRAHIM

 TAMAN THORIQOH SHIDDIQIYYAH MINIATUR KEINDAHAN INDONESIA DI DESA KAUMAN JAZIMA KECAMATAN KABUH KABUPATEN JOMBANG

Jalan Masuk menuju makam Mbah Sanusi

Adalah Desa Kauman Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang Jawa Timur, di situ ada dua buah makam yang merupakan perwujudan dari sinergi antara ulama dan umaro'. Baiknya ulama dan umaro akan membawa dampak bagi kebaikan seluruh umat manusia. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW,  “Ada dua golongan di antara umat manusia yang apabila keduanya baik maka akan baiklah seluruh manusia, dan apabila kedua golongan itu rusak maka rusaklah seluruh manusia, yaitu ulama dan umara” (HR. Abu Nu’aim )

Di Desa Kauman tersebut terdapat 2 makam yang berada dalam satu komplek, yaitu :

  1. Makam Kyai Ahmad Sanusi Tamris Abdul Ghofar (Ulama)
  2. Makam Mbah Demang (Umaro)

Di kompleks makam Mbah Sanusi Tamriz Abdul Ghofar ini berdiri bangunan-bangunan unik dengan ukuran kira-kira 7 x 7 m2. Bangunan-bangunan tersebut disebut dengan istilah Gubug, (Gubug Bahasa Jawa artinya bangunan sederhana). Walaupun faktanya bangunan-bangunan tersebut justru sangat indah. Cirikhas gubug di sini tiap-tiap bangunan selalu terdiri dari dua lantai. Lantai dasar berbentuk aula tanpa sekat dan lantai dua ada satu kamar khusus untuk mujahadah. Menurut Pak Kyai (Kyai Moch. Muchtar Mu'thi) istilah Gubug diambil dari kata "gebeg" yang artinya menggosok. Jadi adanya gubug-gubug ini dijadikan tempat untuk meng-gebeg hati murid-murid Shiddiqiyyah agar bisa menjadi pelayan-pelayan keimanan, pelayan kemanusiaan dan pelayan kealaman. 

Tiap-tiap kabupaten kota di seluruh Indonesia yang ada murid Shiddiqiyyahnya mempunyai gubug di kompleks ini. Sehingga di kompleks makam mbah Sanusi ini seolah-olah menjadi miniatur Indonesia. Ada gubug Gresik, Gubug Banyuwangi, Gubug Joyjakarta, Gubug Pasuruan, Gubug Bali, Gubug Pacitan, Gubug Sumatera Selatan dan sebagainya. Oleh karena itu tempat ini oleh Beliau Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah dinamakan dengan Taman Thoriqoh Shiddiqiyyah.

Memasuki area Taman Thoriqoh Shiddiqiyyah seakan memasuki area seribu bunga. Di pintu masuk utama Desa Kauman dibangun gapura besar yang megah sebagai ciri khas Shiddiqiyyah dilanjutkan ke pintu masuk lokasi ada gapuro lagi yang tidak kalah indah dan megahnya. Kiri kanan jalan ditanami pohon kenanga ditata sedemikian rupa sehingga terasa begitu asri dan sejuk.

Gapuro Pintu Masuk

Sebelum msuk area Taman Thoriqoh setiap tamu yang datang diwajibkan melapor di Pos HAS yang berada di sisi selatan lapangan parkir. Baru kemudian pengunjung dipershilahkan masuk. Begitu melangkah kaki ke komplek taman ini pengunjung disuguhi sebuah monumen yang cukup indah. Monumen itu bernama Gurindam Dua Belas. 

Gurindam Dua Belas sebuah karya sastra yang ditulis oleh Raja Ali Haji, sastrawan dari Kepulauan Riau. Gurindam Dua Belas ditulis dalam berbahasa Melayu Kuno yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia di kemudian hari. Gurindam Duabelas berisikan pesan-pesan tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora. Terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai “Syi’r Al-Irsyadi” atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Pembuatan karya ini dilatarbelakangi oleh konflik internal kerajaan dan tekanan penjajah yang ada pada kerajaan Riau-Lingga saat itu. Agar nilai-nilai keislaman tidak terkikis oleh konflik internal dan eksternal pada masyarakat Melayu saat itu, Raja Ali Haji kemudian menunjukkan tanggung jawab beserta moral untuk memelihara dan mempertahankan eksistensi agama dan budaya Islam dengan cara menulis Gurindam Dua Belas ini. Karya ini selesai ditulis di Pulau Penyenat pada 23 Rajab Tahun 1263 Hijriah (1846 Masehi)

monumen gurindam dua belas

Berikut dua belas pasal dalam Gurindam Dua Belas :

GURINDAM I
Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.

GURINDAM II
Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

GURINDAM III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

GURINDAM IV
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

GURINDAM V
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

GURINDAM VI
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,

GURINDAM VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

GURINDAM VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

GURINDAM IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

GURINDAM X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapak jangan durhaka
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai
supaya dapat naik ke tengah balai.
Dengan istri dan gundik janganlah alpa
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kapil.

GURINDAM XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
jangan memalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

GURINDAM XII
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Gurindam Dua Belas, pasal yang ke 11 dan ke 12
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,

Gurindam dua belas karya Raja Ali Haji ini sedang diteliti untuk dimasukkan dalam Warisan Memori Dunia PBB yaitu Memory of the World (MoW)-United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmiah dan Kebudayaan.  Menyusul satu buku fenomenal karya Pangeran Diponegoro yang berjudul Babad Diponegoro yang lebih dulu ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Memory Dunia. Khusus untuk Babad Diponegoro ini insya-Allah akan penulis sajikan dalam tulisan khusus edisi yang akan datang.

Di kompleks makam mbah Sanusi Tamris Abdul Ghofar ini tanaman paling dominan adalah pohon mangga disamping Pohon Kenongo Cino yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Taman Thoriqoh Shiddiqiyyah tersebut. Filosofi pohon mangga itu dalam bahasa Jawa disebut pelem, pelem. Jadi boleh dikatakan pelem = fa'am = ketahuilah, fa'lam annahu Laa ilaaha illalloh. 

PERINGATAN MAULID NABI DAN HAUL KYAI ACHMAD SANUSI TAMRIS ABDUL GHOFAR DAN MBAH DEMANG

Tiap tahun di kompleks makam mbah Sanusi Tamriz Abdul Ghofar selalu diadakan peringatan Maulud Nabi Besar Muhammad SAW dan Haul Mbah Demang. Peringatan ini dilaksanakan tepat tanggal 12 Rabiul Awwal mengikuti penanggalan Hijriyyah. 

Rangkaian peringatan maulid nabi dan haul mbah Sanusi pada malam hari sebelum hari H diawali dengan khatmil qur'an dan pembacaan qul-hu (surat al-ikhlas) yang diikuti oleh peserta dari murid-murid THGB, Ikhwan, Jamiyah Kautsaran Putri dan peserta murid-murid Shiddiqiyyah yang datang pada malam harinya. Keesokan harinya tepat tanggal 12 Robiul Awwal, kegiatan dilanjutkan dengan ziaroh makam, kemudian pengajian maulid dan haul ditutup dengan tumpengan.

Ada yang sangat unik dalam rangkaian acara peringatan maulid nabi di kabuh ini, yaitu tradisi ujuban. Ujuban adalah doa atau mantra yang dibacakan sebelum menikmati hidangan berupa tumpeng dan sebagainya. Sebagai warisan budaya yang masih menjadi tradisi yang berurat berakar bagi masyarakat Desa Kauman, Jasem, Kabuh dan sekitarnya maka ujuban juga dilestarikan di sini.

Ujuban berasal dari Bahasa Arab, Ajibun yang artinya ajaib. Begitu halusnya para ulama terdahulu dalam menyampaikan dakwah agama Islam di tengah-tengah masyarakat, dimana tradisi warisan animisme dan dinamisme diarahkan sedemikian rupa sehingga tanpa terasa ruh Islami dimasukkan dengan begitu sempurna terhadap adat dan kebudayaan tanpa menimbulkan gejolak apapun di masyarakat.

Berikut ujuban saat acara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah Sanusi Tamriz Abdul Ghofar dan Haul Mbah Demang

Untuk peringatan Tahun ini 1442 H, Oktober 2020 Peringatan Maulid Nabi dan Haul Mbah Sanusi dilaksanakan dengan format yang berbeda. Adanya pandemi Covid-19 menjadikan banyak acara dan kegiatan di Shiddiqiyyah disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Tahun ini prosesi peringatan maulid sama dengan  tahun-tahun sebelumnya hanya pengajiannya (pitutur luhur Sang Mursyid) dijadikan satu dengan Haul Kyai Achmad Syuhada'.

(Bersambung)

Album foto saat tugas piket jaga di Taman Thoriqoh Shiddiqiyyah Gubug Gresik











 

5 komentar:

  ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA   DOA BERSAMA LINTAS AGAMA   JILID I PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA YANG DIJIWAI MANU...