Cari Blog Ini

Jumat, 16 Oktober 2020

MENGAPA KELUAR DARI WA GROUP

Baru-baru ini saya keluar dari WA Group Sekolah. Mengapa, Persoalannya sederhana tapi sangat prinsip. Ada salah satu anggota WAG yang memposting vidio orasi Sugik Nur saat demo menolak UU Cipta Kerja di depan istana negara. Dalam orasi berapi-api penuh kebencian kepada pemerintah Nur Sugik mengatakan, "Saudaraku semua ada kabar buruk rezim ini siap mati demi omnibus law, tapi rezim ini lupa bahwa kita siap mati demi rakyat" begitu Nur Sugik mengawali orasinya. 

Berikut orasi Sugik Nur yang diposting teman di WA group : 

Menurut Nur Sugik, "Indonesia ini sakit tidak ada obatnya kecuali istana itu ditelan bumi. Jadi nanti alam Allah yang akan mengeksekusi. Gak tau melalui apa nanti. Nggak ada obatnya. Indonesia tidak butuh solusi, Indonesia hanya butuh uang, jabatan, pengecut penjilat. munafik. Mudah-mudahan melalui omnibus law ini Allah turunkan keadilan-Nya, adzab-Nya." begitu kata Nur Sugik.

Lebih lanjut Sugik Nur begitu berapi-api membakar peserta demo dengan menebar kebencian kepada Jokowi dan pemerintah tidak terkecuali institusi polisi. Simak vidio lanjutannya berikut ini:

Atas unggahan tersebut saya meminta agar video tersebut dihapus dari group. Tapi sepertinya teman pengunggah tidak mengindahkannya. Pertimbangannya kalau video-video bernada profokatif seperti itu diunggah di group-group WA lalu tanpa berfikir dengan akal sehat masing-masing anggota men-share video tersebut ke group-group WA yang lain apa jadinya. Sebuah ujaran kebencian disampaikan dengan begitu vulgar mengoyak sendi-sendi persatuan dan kesatuan. Atas nama kecintaan terhadap tanah air, atas nama kecintaan kepada Republik ini tentu saja saya tidak rela dan memilih keluar dari group WA tersebut.

Lebih lanjut sesungguhnya siapa Sugik Nur itu sehingga omongannya dijadikan panutan. Orang yang tidak bisa menjaga lesannya dari perkataan tidak baik sangat tidak patut untuk dijadikan rujukan apalagi teladan. Simak baik-baik video berikut ini :


Ucapan-ucapan yang sangat tidak patut begitu mudah keluar dari orang ini. Lalu dengan bangga kita jadikan ucapannya sebagai rujukan untuk berfikir dan bertindak. Naudzubillah tsumma naudzu billah. Bukankah selamatnya manusia itu dari sejauh mana manusia tersebut mampu menjaga lesannya.

Cinta Tanah Air

Rosululloh SAW bersabda, "Hubbul wathon minal iman, Cinta  tanah air itu bagian dari iman". Artinya tiap-tiap muslim wajib hukumnya untuk mencintai tanah airnya. Kecintaan terhadap tanah air itu diwujudkan dengan ikut menjaga agar tanah air Indonesia ini aman dan damai. Sebagai ummat yang mayoritas di negeri ini kalau terjadi apa-apa dengan tanah air pasti ummat Islam yang paling kena dampaknya. Perbedaan pandangan boleh dan itu sunnatulloh, tetapi jangan sampai perbedaan tersebut menimbulkan perpecahan diantara sesama anak bangsa.

Tidak setuju dengan program pemerintah sah sah saja. Melakukan kritik juga tidak dilarang bahkan dilindungi oleh undang-undang. Akan tetapi sampaikanlah kritik itu dengan cara-cara yang santun, membangun dan memberikan solusi. Bukan malah menebar kebencian yang menimbulkan perpecahan. Sebagai negara hukum Indonesia mempunyai aturan-aturan hukum manakala ada perbedaan pandangan mengenai sesuatu dan lain hal. Misalnya terkait dengan produk sebuah undang-undang ada mekanisme yang mengaturnya, misalnya dengan judicial review ke Mahkamah Konstitusi. Ini kan lebih elegan dan tidak menimbulkan kegaduhan.

Sebuah kritik yang disampaikan dengan dilandasi penuh rasa kebencian justru kontra produktif dengan semangat membangun itu sendiri. Apalagi kritik disampaikan disaat moment yang tidak tepat. Dengan mengerahkan ribuan orang untuk turun ke jalan di saat negara sedang dalam kondisi prihatin menghadapi pandemi covid-19 yang belum juga berakhir. Lebih-lebih demo penolakan itu diikuti anarkisme dengan melakukan pengerusakan-pengerusakan vasilitas umum, mengganggu ketertiban dan lain-lain. Tidak adakah cara-cara yang elegan, santun dan penuh tanggungjawab.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat An-Nisa' ayat 59 :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ تَاۡوِيۡلًا

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Dari ayat tersebut diatas Allah memerintahkan untuk taat kepada Allah dan Rosul-Nya juga wajib taat kepada pemegang kekuasaan diantara kita sekalian jika ada perbedaan mengenai sesuatu maka kembalikan kepada Allah dan Rosul-Nya.

Taat kepada Allah sudah jelas dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Taat kepada Rosululloh tentu saja dengan melaksanakan seluruh syariat yang diajarkan oleh Rosululloh dalam setiap  aktifitas hidup dan kehidupan. Perilaku, tindak tanduk, setidak tidaknya berusaha meneladani sikap hidup dan perilaku Rosululloh. Adapun taat pada Ulil Amri (pemerintah) dalam hal ini kita harus patuh dan taat pada undang-undang, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam tataran hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Aturan itu sudah begitu jelas dan gamblang tanpa membutuhkan penjabaran lebih luas lagi.

Bagaimana pendapat Anda?

Surat An-Nisa' Ayat 59 (4:59) 4:58 >> Mushaf Standar Indonesia: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ ﴿النساء : ۵۹﴾

Referensi: https://www.bayan.id/quran/4-59/
Surat An-Nisa' Ayat 59 (4:59) 4:58 >> Mushaf Standar Indonesia: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ ﴿النساء : ۵۹﴾

Referensi: https://www.bayan.id/quran/4-59/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA   DOA BERSAMA LINTAS AGAMA   JILID I PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA YANG DIJIWAI MANU...